Selasa, 12 Maret 2013

TRD-ANTEBRACHI DENGAN INDIKASI FRAKTUR


Salam Radiasi......
oke para calon Radiografer semua, kali ini admin mau ngepos tentang teknik pemeriksaan radiografi antebrachi......
untuk lebih jelasnya silahkan di baca
semoga memuaskan



TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ANTEBRACHI

DENGAN INDIKASI FRAKTUR



BAB I
1.1  LATAR BELAKANG
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada tanggal 8 Nopember 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan.
Pemeriksaan ossa antebrachi adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media kontras. Indikasi pada ossa antebrachi yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak. Proyeksi yang digunakan dalam permeriksaan ossa antebrachi adalah proyeksi AP dan Lateral

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan evaluasi diatas, penulis berhasil membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1        Bagaimana tata laksana pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur
1.2.2        Proyeksi apakah yang di gunakan dalam pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur

1.3  TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari di buatnya laporan kasus “Teknik Pemeriksaan Antebrachi dengan Indikasi Fraktur” adalah sebagai berikut :
1.3.1        Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur
1.3.2        Untuk mengetahui proyeksi-proyeksi yang di gunakan dalam pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur
1.3.3        Untuk mengetahui letak fraktur yang terjadi pada antebrachi
1.4  MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan kasus ini :
1.4.1        Manfaat Teori
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai pemeriksaan ossa antebrachii dengan indikasi fraktur
































BAB II
2.1  ANATOMI ANTEBRACHI
Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu radius dan ulna, namun kita harus memperhatikan syarat pada setiap pemerksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita foto, kedua persendian tulang harus tampak. Jadi pada pemeriksaan antebrachii kita juga perlu mengetahui tulang carpal yaitu sendi bawah pada pergelangan tangan dan juga sendi siku yaitu 1/3 distal humerus.
1.2.1        Radius
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari pada ulna.
a.      Ujung atas Radius
Radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi kepala radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di bawah kepala terletak leher, dan di bawah serta di sebelah medial dari leher ada tuberositas radii, yang dikaitkan pada tendondari insersi otot bisep.

b.      Batang Radius
Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada flexor pronator yang letaknya dalam di sebelah posterior memberi kaitan pada extensor dan supinator di sebelah dalam lengan bawah dan tangan ligamentum interosa berjalan dari radus ke ulna dan memisahkan otot belakang dari yang depan lengan bawah.

c.      Ujung Bawah Radius
Agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius bersendi dengan skafoid (os navikular radii ) dan tulang semilunar ( linatum ) dalam formasi persendian pergelangan tangan. Permukaan di sebelah medial dari ujung bawah bersendi dengan kepala dari ulna dalam formasi persendian radio-ulnar inferor. Sebelah lateral dari ujung bawah diperpanjang ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.



1.2.2        Ulna
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dan lengan bawah dan lebih panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung bawah.
a.      Ujung atas Ulna
Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku. Prosesus olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan tepat masuk di dalam fossa olekranon dari humerus. Prosesus koronoideus dari ulna menonjol di depannya, lebih kecil dari pada prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam fossa koronoid dari humerus bila siku dibengkokan.

b.      Batang Ulna
Makin mendekati ujung bawah makin mengecil. Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dan jar. Otot-otot flexor dating dari permukaan anterior dan otot-otot extensor dari permukaan posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau perputaran ke depan, dan otot yang mengadan supinasi atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga dikaitkan kepada batang ulna.

c.      Ujung Bawah Ulna
Dua eminensi atau peninggian timbul di atasnya. Sebuah eminensi kecil bundar, kepala ulna, mengadakan sendi dengan sisi medial dari ujung bawah radius dalam formasi persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah prosesus runcing, prosesus stiloideus menonjol ke bawah dari belakang ujung bawah.




2.2  PATOLOGI
2.2.1        Fraktur
Patah atau retak tulang akibat kekerasan
2.2.2        Fissure

2.2.3        Copus Alienum
Adanya benda asing di dalam tubuh yang mana benda asing tersebut mengganggu fungsi fisiologis dalam tubuh
2.2.4    Kelainan patologi lainnya
Fisura adalah retak tulang.

2.3  TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
2.3.1        Persiapan pasien
Membebaskan obyek dari benda-benda yang dapat mengganggu radiograf
2.3.2        Persiapan alat dan bahan
·         Pesawat sinar-X
·         Kaset dan Film sesuai ukuran,biasanya memakai ukuran 30x40 cm
·         Marker R / L
·         Alat proteksi radiasi ( apron, gonad shield, ovarium shield, dan lain-lain )
·         Pakaian pasien
·         Alat fiksasi ( sand bag, soft bag )
·         Alat processing

2.3.3        Proyeksi Anteroposterior
·         Posisi Pasien : pasien duduk ditepi meja pemeriksaan
·         Posisi Obyek : lengan dan tangan diatur dengan posisi true AP dimana bagian pergelangan tangan dan sendi siku tercakup dalam film. Minta pasien agar relaks agar tangannya tidak bergerak selama pemeriksaan.
·         CR : vertikal tegak lurus kepertengahan kaset/film
·         CP : pertengahan tulang lengan bawah
·         FFD : 90 cm
·         Kriteria Evaluasi :
*Wrist dan distal humerus masuk dalam lapangan penyinaran
*Epicondilus humerus tidak mengalami foreshortening maupun elongation
*Densitas radiograf antara proksimal dan distal harus sama
Kriteria Gambaran








 


































2.3.4        Lateral
·         Posisi pasien : pasien duduk ditepi dan ujung meja pemeriksaan
·         Posisi obyek : Tekuk sendi siku 90°, atur lengan dalam posisi lateral
·         CR : vertikal tegak lurus kepertengahan kaset/film
·         CP : pertengahan tulang lengan bawah
·         FFD : 90 cm
·         Kriteria Evaluasi :
*Wrist dan distal humerus masuk dalam lapangan penyinaran
*Radius dan ulna superposisi pada ujungnya
*Caput radius superposisi dengan proc. coronoid
*Epicondilus humerus superposisi
*Kualitas radiograf dapat menunjukkan soft tissue dan trabekula tulang baik  pada tulang radius maupun ulna.



            Kriteria Gambaran


 





























BAB III
3.1 HASIL PENELITIAN
3.1.1 Ilustrasi
Pada saat itu pasien jatuh dan mengalami nyeri gerak di sekitar lengan bawah. Kemudian pasien di bawa ke UGD RS Pertamina Cirebon, setelah itu pasien di kirim ke Instalasi Radiologi RS Pertamina Cirebon untuk dirontgen dengan permintaan Foto antebrachii sinistra AP da Lateral.
3.1.2 Prosedur Pemeriksaan
Sebelum dilakukan pemeriksaan, perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :
a.      persiapan Pasien
Membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu radiograf, seperti gelang.
b.      Persiapan Alat dan Bahan
1.       Pesawat sinar-X
·         Merk : HITACHI
·         Type : Pc 125 AB
·         Nomor Seri : Kc 16212503
·         kV Maximum : 124 kV
·         mA Maximum : 500 mA

2.       Kaset dan Film ukuran 30x40 cm
3.       Marker
4.       Processing Otomatic
c.      Teknik Pemeriksaan
1.       Proyeksi Antero Posterior ( AP )
Indikasi pemeriksaan : Fraktur
Posisi Pasien : Posisi pasien duduk menghadap meja pemeriksaan, dengan tangan di atas meja pemeriksaan Full ektensi.
Posisi obyek :
-          Lengan kiri lurus di atas kaset.
-           Atur ossa antebrachii true AP dengan cara mengukur ketinggian yang sama kedua epicondilus dengan permukaan kaset.
Central Ray ( CR ) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Focus Film Distance ( FFD ) : 90 cm
Central Point ( CP ) : Pada mid antebrachii
Faktor Eksposi
·         kV : 40 kV
·         s : 0,04
·         mA : 100
2.       Lateral
Indikasi pemeriksaan : Fraktur
Posisi pasien :
Posisi duduk menyamping meja pemeriksaan.
Posisi obyek :
-            Atur lengan bawah fleksi 90o dengan lengan atas dengan tepi ulnaris menempel kaset.
Central Ray ( CR ) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Focus Film Distance ( FFD ) : 90 cm
Central Point ( CP ) : Pada mid antebrachii
Faktor Eksposi :
kV : 40 kV
s : 0,06
mA : 100
Selanjutnya film diproses di kamar gelap dengan menggunakan processing automatic.

3.2 PEMBAHASAN
            Dari hasil pengamatn penulis mengenai pemeriksaan antebrachi pada pasien dengan indikasi fraktur pada Instalasi Radiologi RS Pertamina Cirebon adalah menggunakan proyeksi yang biasa digunakan yakni AP dan Lateral. Proyeksi ini dlikakukan karena dengan menggunakan proyeksi tersebut dapat menampakkan struktur tulang antebrachi dengan baik, mengetahui letak fraktur serta immobilitas atau kenyaman bagi pasien juga.
           




BAB IV
4.1  KESIMPULAN
Berdasarkan paparan kasus antebrachi di atas dengan indikasi fraktur, dapat di simpulkan bahwa :
4.1.1        Teknik pemeriksaan ossa antebrachii adalah pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan sinar-X untuk mendiagnosa adanya kelainan ossa antebrachii.
4.1.2        Proyeksi yang digunakan di Instalasi Radiologi RS Pertamina Cirebon sudah sesuai dengan teori yaitu menggunakan proyeksi AP dan Lateral yang sangat membantu seorang dokter radiolog dalam mendiagnosa suatu penyakit.
4.1.3        Pengolahan film sudah menggunakan processing otomatic.

4.2  SARAN
4.2.1        Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan pada pasien agar penderita paham maksud dan tujuan dari pemeriksaan yang akan dilakukan.
4.2.2        Sebaiknya lebih memperhatikan proteksi radiasi agar mengurangi radiasi yang diterima pasien, petugas dan masyarakat umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar