Salam Radiasi......
oke para calon Radiografer semua, kali ini admin mau ngepos tentang teknik pemeriksaan radiografi antebrachi......
untuk lebih jelasnya silahkan di baca
semoga memuaskan
semoga memuaskan
TEKNIK
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ANTEBRACHI
DENGAN INDIKASI FRAKTUR
BAB I
1.1
LATAR BELAKANG
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi
yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk
menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan
radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang
sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada tanggal 8 Nopember 1895 oleh
Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia
kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan
bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai. Seiring
dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini dunia
radiologi sudah mengalami banyak perkembangan.
Pemeriksaan ossa antebrachi adalah
salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media kontras. Indikasi pada
ossa antebrachi yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah
discontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang biasanya disebabkan
oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak. Proyeksi yang digunakan
dalam permeriksaan ossa antebrachi adalah proyeksi AP dan Lateral
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
evaluasi diatas, penulis berhasil membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1
Bagaimana tata laksana pemeriksaan
antebrachi dengan indikasi fraktur
1.2.2
Proyeksi apakah yang di gunakan dalam
pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur
1.3
TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari di buatnya laporan kasus “Teknik
Pemeriksaan Antebrachi dengan Indikasi Fraktur” adalah sebagai berikut :
1.3.1
Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan
antebrachi dengan indikasi fraktur
1.3.2
Untuk mengetahui proyeksi-proyeksi yang di
gunakan dalam pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur
1.3.3
Untuk mengetahui letak fraktur yang terjadi
pada antebrachi
1.4
MANFAAT PENULISAN
Manfaat
yang dapat diperoleh dari penulisan laporan kasus ini :
1.4.1
Manfaat Teori
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai pemeriksaan ossa antebrachii
dengan indikasi fraktur
BAB II
2.1 ANATOMI ANTEBRACHI
Antebrachi terdiri dari dua
tulang panjang yaitu radius dan ulna, namun kita harus memperhatikan syarat
pada setiap pemerksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita foto, kedua
persendian tulang harus tampak. Jadi pada pemeriksaan antebrachii kita juga
perlu mengetahui tulang carpal yaitu sendi bawah pada pergelangan tangan dan
juga sendi siku yaitu 1/3 distal humerus.
1.2.1
Radius
Radius adalah tulang di sisi
lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung
dan lebih pendek dari pada ulna.
a. Ujung atas Radius
Radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk
kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi dengan kapitulum dari humerus.
Sisi-sisi kepala radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di bawah kepala
terletak leher, dan di bawah serta di sebelah medial dari leher ada tuberositas
radii, yang dikaitkan pada tendondari insersi otot bisep.
b. Batang Radius
Di sebelah atas batangnya lebih
sempit dan lebih bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati ujung
bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa
permukaan, yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada flexor pronator yang
letaknya dalam di sebelah posterior memberi kaitan pada extensor dan supinator
di sebelah dalam lengan bawah dan tangan ligamentum interosa berjalan dari
radus ke ulna dan memisahkan otot belakang dari yang depan lengan bawah.
c. Ujung Bawah Radius
Agak berbentuk segiempat dan
masuk dalam formasi dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius
bersendi dengan skafoid (os navikular radii ) dan tulang semilunar ( linatum )
dalam formasi persendian pergelangan tangan. Permukaan di sebelah medial dari
ujung bawah bersendi dengan kepala dari ulna dalam formasi persendian
radio-ulnar inferor. Sebelah lateral dari ujung bawah diperpanjang ke bawah
menjadi prosesus stiloid radius.
1.2.2
Ulna
Ulna
atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan
dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dan lengan bawah dan lebih
panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung
bawah.
a. Ujung atas Ulna
Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku.
Prosesus olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan tepat masuk di dalam
fossa olekranon dari humerus. Prosesus koronoideus dari ulna menonjol di
depannya, lebih kecil dari pada prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam
fossa koronoid dari humerus bila siku dibengkokan.
b. Batang Ulna
Makin mendekati ujung bawah
makin mengecil. Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan dari
pergelangan tangan dan jar. Otot-otot flexor dating dari permukaan anterior dan
otot-otot extensor dari permukaan posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau
perputaran ke depan, dan otot yang mengadan supinasi atau putaran ke belakang
dari lengan bawah juga dikaitkan kepada batang ulna.
c. Ujung Bawah Ulna
Dua eminensi atau peninggian
timbul di atasnya. Sebuah eminensi kecil bundar, kepala ulna, mengadakan sendi
dengan sisi medial dari ujung bawah radius dalam formasi persendian
radio-ulnaris inferior. Sebuah prosesus
runcing, prosesus stiloideus menonjol ke bawah dari belakang ujung bawah.
2.2 PATOLOGI
2.2.1
Fraktur
Patah atau retak tulang akibat kekerasan
2.2.2
Fissure
2.2.3
Copus Alienum
Adanya benda asing di dalam tubuh yang mana benda
asing tersebut mengganggu fungsi fisiologis
dalam tubuh
2.2.4 Kelainan
patologi lainnya
Fisura adalah retak tulang.
2.3 TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
2.3.1
Persiapan pasien
Membebaskan
obyek dari benda-benda yang dapat mengganggu radiograf
2.3.2
Persiapan alat
dan bahan
·
Pesawat sinar-X
·
Kaset dan Film
sesuai ukuran,biasanya memakai ukuran 30x40 cm
·
Marker R / L
·
Alat proteksi
radiasi ( apron, gonad shield, ovarium shield, dan lain-lain )
·
Pakaian pasien
·
Alat fiksasi (
sand bag, soft bag )
·
Alat processing
2.3.3
Proyeksi
Anteroposterior
·
Posisi Pasien :
pasien duduk ditepi meja pemeriksaan
·
Posisi Obyek :
lengan dan tangan diatur dengan posisi true AP dimana bagian pergelangan tangan
dan sendi siku tercakup dalam film. Minta pasien agar relaks agar tangannya
tidak bergerak selama pemeriksaan.
·
CR : vertikal
tegak lurus kepertengahan kaset/film
·
CP : pertengahan
tulang lengan bawah
·
FFD : 90 cm
·
Kriteria
Evaluasi :
*Wrist
dan distal humerus masuk dalam lapangan penyinaran
*Epicondilus
humerus tidak mengalami foreshortening maupun elongation
*Densitas
radiograf antara proksimal dan distal harus sama
Kriteria Gambaran
2.3.4
Lateral
·
Posisi pasien :
pasien duduk ditepi dan ujung meja pemeriksaan
·
Posisi obyek :
Tekuk sendi siku 90°, atur lengan dalam posisi lateral
·
CR : vertikal
tegak lurus kepertengahan kaset/film
·
CP : pertengahan
tulang lengan bawah
·
FFD : 90 cm
·
Kriteria
Evaluasi :
*Wrist dan distal
humerus masuk dalam lapangan penyinaran
*Radius dan ulna
superposisi pada ujungnya
*Caput radius
superposisi dengan proc. coronoid
*Epicondilus humerus
superposisi
*Kualitas radiograf dapat
menunjukkan soft tissue dan trabekula tulang baik pada tulang radius maupun ulna.
Kriteria Gambaran
BAB III
3.1 HASIL PENELITIAN
3.1.1 Ilustrasi
Pada saat itu pasien jatuh dan mengalami nyeri gerak
di sekitar lengan bawah. Kemudian pasien di bawa ke UGD RS Pertamina Cirebon,
setelah itu pasien di kirim ke Instalasi Radiologi RS Pertamina Cirebon untuk
dirontgen dengan permintaan Foto antebrachii sinistra AP da Lateral.
3.1.2 Prosedur Pemeriksaan
Sebelum dilakukan pemeriksaan, perlu dipersiapkan
hal-hal sebagai berikut :
a.
persiapan Pasien
Membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda
yang mengganggu radiograf, seperti gelang.
b.
Persiapan Alat
dan Bahan
1.
Pesawat sinar-X
·
Merk : HITACHI
·
Type : Pc 125 AB
·
Nomor Seri : Kc
16212503
·
kV Maximum : 124
kV
·
mA Maximum : 500
mA
2.
Kaset dan Film
ukuran 30x40 cm
3.
Marker
4.
Processing
Otomatic
c.
Teknik
Pemeriksaan
1.
Proyeksi Antero
Posterior ( AP )
Indikasi
pemeriksaan : Fraktur
Posisi
Pasien : Posisi pasien duduk menghadap meja pemeriksaan, dengan tangan di atas
meja pemeriksaan Full ektensi.
Posisi
obyek :
-
Lengan kiri
lurus di atas kaset.
-
Atur ossa antebrachii true AP dengan cara mengukur
ketinggian yang sama kedua epicondilus dengan permukaan kaset.
Central
Ray ( CR ) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Focus
Film Distance ( FFD ) : 90 cm
Central
Point ( CP ) : Pada mid antebrachii
Faktor
Eksposi
·
kV : 40 kV
·
s : 0,04
·
mA : 100
2.
Lateral
Indikasi pemeriksaan :
Fraktur
Posisi pasien :
Posisi duduk menyamping meja pemeriksaan.
Posisi obyek :
Posisi pasien :
Posisi duduk menyamping meja pemeriksaan.
Posisi obyek :
-
Atur lengan bawah fleksi 90o dengan lengan
atas dengan tepi ulnaris menempel kaset.
Central Ray ( CR ) :
Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Focus Film Distance ( FFD ) : 90 cm
Central Point ( CP ) : Pada mid antebrachii
Faktor Eksposi :
kV : 40 kV
s : 0,06
mA : 100
Selanjutnya film diproses di kamar gelap dengan menggunakan processing automatic.
Focus Film Distance ( FFD ) : 90 cm
Central Point ( CP ) : Pada mid antebrachii
Faktor Eksposi :
kV : 40 kV
s : 0,06
mA : 100
Selanjutnya film diproses di kamar gelap dengan menggunakan processing automatic.
3.2 PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatn penulis mengenai pemeriksaan antebrachi pada pasien dengan
indikasi fraktur pada Instalasi Radiologi RS Pertamina Cirebon adalah
menggunakan proyeksi yang biasa digunakan yakni AP dan Lateral. Proyeksi ini
dlikakukan karena dengan menggunakan proyeksi tersebut dapat menampakkan
struktur tulang antebrachi dengan baik, mengetahui letak fraktur serta
immobilitas atau kenyaman bagi pasien juga.
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan paparan kasus antebrachi di atas dengan
indikasi fraktur, dapat di simpulkan bahwa :
4.1.1
Teknik pemeriksaan
ossa antebrachii adalah pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan sinar-X
untuk mendiagnosa adanya kelainan ossa antebrachii.
4.1.2
Proyeksi yang
digunakan di Instalasi Radiologi RS Pertamina Cirebon sudah sesuai dengan teori
yaitu menggunakan proyeksi AP dan Lateral yang sangat membantu seorang dokter
radiolog dalam mendiagnosa suatu penyakit.
4.1.3
Pengolahan film
sudah menggunakan processing otomatic.
4.2 SARAN
4.2.1
Perlunya
penjelasan tentang persiapan pemeriksaan pada pasien agar penderita paham
maksud dan tujuan dari pemeriksaan yang akan dilakukan.
4.2.2
Sebaiknya lebih
memperhatikan proteksi radiasi agar mengurangi radiasi yang diterima pasien,
petugas dan masyarakat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar