Minggu, 17 Maret 2013

PROSES PEMBENTUKAN GAMBAR PADA FILM RADIOGRAPHY

Proses pembentukan gambar pada film radiography



Proses pengolahan film berfungsi untuk merubah bayangan laten (laten image) menjadi bayangan tanpak (permanent). Proses pembentukan bayangan nyata didahului proses pembentukan bayangan laten.

Emulsi film radiografi terdiri dari kristal-kristal AgBr dalam bentuk ion Ag+ dan Br- dalam kisi kubus. Kehadiran impuritas mengganggu permukaan kubus yang membentuk sensitivity speck (bintik sensitif). Ion Br- apabila terkena radiasi sinar-x akan terbentuk atom Br dan elektron, menurut reaksi :

Br- + sinar-x ( hf ) → Br + elektron.

Atom Br akan diserap oleh dasar film (base) yang terbuat dari bahan gelatine. Elektron yang terbentuk akan terperangkap oleh oleh sensitivity speck dan menarik muatan positif Ag+ sehingga menjadi atom Ag. Kristal dengan atom Ag pada permukaanya disebut bayangan laten (laten image). Proses pembangkitan bayangan oleh larutan pembangkit yang mengandung larutan alkali. Tahap selanjutnya gambar difiksasi di dalam cairan penetap. Kristal yang tidak mengandung bayangan laten (laten image) dicuci dan menghasilkan densitas terang pada film.


Proses Penetapan Gambar

Bayangan pada film yang dihasilkan didalam proses pembangkitan bersifat berubah-ubah (sementara), sehingga proses pembangkitan harus dihentikan. Jika pembangkitan tidak dihentikan maka bayangan atau gambar yang terjadi akan bertambah densitasnya. Untuk itu film setelah selesai pada tahap pembangkitan dicuci (rinsing) yang kemudian dimasukkan ke dalam cairan penetap (fixer). Gambar atau bayangan akan mengalami proses penetapan (fiksasi).

Komposisi larutan penetap

Proses fiksasi secara umum berfungsi untuk menghentikan proses pembangkitan, melarutkan butir-butir perak bromida (AgBr) yang tidak terekspose (terpapar radiasi sinar-x) dan mengeraskan imulsi film. Oleh karena itu bahan untuk larutan penetap (fixing agent) dipilih harus mampu mengubah butir-butir perak bromida (AgBr) menjadi komponen yang larut dalam air. Sifat lain dari bahan larutan penetap yaitu bahan tidak merusak dasar film (base) yang mengandung gelatine.

Bahan larutan penetap

Bahan yang dapat digunakan untuk larutan penetap (fixing agent) adalah :

• Natrium Thiosulfat (Na2S2O3)
Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) atau dikenal hypo adalah bahan yang paling umum digunakan untuk larutan penetap. Reaksi dengan butir-butir perak bromida (AgBr) adalah :

Na2S2O3 + AgBr → Na2Ag(S2O3)2 + NaBr

• Amonium Thiosulfat
Bahan ini biasanya digunakan kemasan dalam bentuk cairan (liquid concerted), reaksi dengan butir-butir perak bromida (AgBr) sama dengan bahan natrium thiosulfat. Komponen amonium agak kurang stabil dibandingkan bahan hypo, namun reaksinya lebih cepat pada kosentrasi yang sama oleh karena sering digunakan untuk pengolahan outomatic (rapid fixer).


Nomer Komposisi Bahan Berat (gram)
1 Fixer agent (Na2S2O3) 400
2 Accelerator (CH3COOH) 10
3 Preservativ (NaHSO4) 15
4 Hardener (K2SO4Cr2(SO4)2 24H2O 15
5 Solvent 1000
udah motret….udah punya kamar gelap…tinggal lihat hasilnya dengan mengikutin tahap2 berikut ya….!!!


• Pertama-tama siapkan bahan-bahan berupa developer, stopbath, dan fixer dengan wadah masing-masing yang mampu menampung debit air 1 liter.
Catatan : wadah sebaiknya berupa nampan agar mudah meletakan dan membolak-balikan kertas peka cahaya.

• Membuat cairan developer dengan masukan bubuk hydroquinon (berbentuk kristal tajam) terlebih dahulu pada wadah dengan menggunakan ½ liter air panas atau hangat. Ini dimaksudkan agar hyroquinon dapat bereaksi dengan baik kemudian setelah larut dilanjudkan dengan memasukan bubuk metol kedalam larutan tersebut hingga benar-benar larut dan setelahnya dapat ditambahkan air ½ liter hingga menghasilkan 1 liter cairan developer.

• Membuat cairan stopbath dengan menuangkan cairan stopbath berupa larutan asam kedalam 1 liter air.
Catatan : apabila tidak memperoleh stopbath dapat digantikan menggunakan cuka makan 2-3 tetes dalam larutan 1 liter air.

• Membuat cairan fixer dengan memasukan bubuk natrium theosulfat kedalam 1 liter air dan sebaiknya menggunakan air yang panas mengingat bubuk fixer susah larut dalam air dingin.

• Bawa lah semua cairan bahan proses kamar gelap menuju kamar gelat yang telah tersedia. Usahakan jangan tertukar wadah cairan sesuai urutan Developer – stopbath – fixer sehingga proses basah ini benar-benar berjalan dengan baik. Selain 3 jenis cairan tersebut, gunakan juga air biasa sebagi bilasan setelahnya.
Catatan : apabila urutan proses basah tertukar maka ketas beremulsi yang telah ter expose tidak bereaksi apa-apa dan tmenjadi rusak.

• Keluarkan kertas yang sudah terexpose atau di potret dari dalam “kamera” dam masukan kedalam wadah cairan pertama yaitu developer. Diwadah ini proses pemunculan gambar akan berlangsung sehingga muncul gambar sesuai dengan apa yang di potret. Gambar yang muncul berupa gambar negatif dimana bagian yang terang akan berwarna hitan dan sebaliknya yang gelap akan berwarna putih pada kertas dalam proses ini.
Catatan : jangan terlalu lama di proses ini karena seluruh emulsi yang terdapat pada kertas akan terus menerus bereaksi terhadap cairan developer sehingga dapat membuat kertas beremulsi menjadi keabu-abuan hingga hitam pekat.

• Selanjudnya memindahkan kertas yang telah memunculkan gambar ke dalam cairan stopbath. Tujuannya agar reaksi alkali/basa pada developer dapat dikurangin dengan pengaruh asam dari stopbath.

• Agar kertas beremulsi benar-benar tidak berpengaruh terhadap cahaya lagi maka masukan kertas beremulsi dari cairan stopbath ke dalam wadah cairan fixer. Dicairan fixer ini emulsi pada kertas yang tidak bereaksi terhadap cahaya saat pemotretan akan dirontokan agar ketika terkena cahaya tidak memunculka efek “terbakar” dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Catatan : sama halnya seperti pada cairan developer, pada cairan fixer jangan terlalu lama atau bahkan di tinggal karena cairan ini akan memberikan efek warna merah pada kertas sehingga agak menggangu gradasi warna yang sudah diperoleh.

• Setelah melewati 3 proses wajib tersebut diatas maka bilaslah keratas yang sudah tidak beremulsi dengan air biasa atau air mengalir. Ini dilakukan agar cairan kimia yang menempel pada kertas dapat dihilangkan.

Catatan : lakukan proses pembilasan hingga kertas benar2 kesat, karena masih terasa licin berarti asam fixer masih menempel pada kertas dan apabila terkena udara akan terjadi proses oksidasi yang mengakibatkan kertas menjadi kekuning-kuningan.

• Lakukan penjemuran keratas bergambar dengan menggantungkanya atau letakan secara berdiri agar air yang menempel pada kertas dapat cepat hilang.

semoga hasilnya bagus dan memuaskan, klo belum mesti dicoba lagi!

 

1 komentar: