hiaaaaaaaattttttt admin kembali lagi hehehehe
setelah kemaren kembali ing dengan judul baru, sekarang admin mau posting lagi nig, materinya nggak jauh beda sama yang kemaren dan ini juga hasil karya temen-temen satu angkatanku di kampus
OK langsung ajha
semoga bermanfaat
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RADIOGRAF
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemeriksaan Radiologi merupakan salah satu pemeriksaan di
bidang medis yang sangat penting untukmenegakkan diagnosa suatu penyakit dan
sebagai terapi suatu penyakit. Hasil kualitas citra radiografi yang bagus
mempunyai peranan yang sangat penting dalam penegakan diagnosa suatu penyakit
yang diderita oleh pasien. Hasil kualitas citra radiografi yang bagus sangat
tergantung pada beberapafaktor.
Banyak faktor yang menentukan kualitas citra
radiografi yang sesuai, antara lain : faktor peralatan(unit x-ray, kaset, dan
processing) dan faktor teknik (SDM dan pasien). Untuk menjamin agar tetap
dipenilaiannya, persyaratan standar atas faktor-faktor tersebut, salah satu
caranya adalah denganmenerapkan metode kendali kualitas (Quality Control).
Dengan demikian akan didapatkan hasil diagnosisyang optimal.
Penggunaan peralatan radiografi yang digunakan berkali-kali
selama kurun waktu yang lama danjumlah permintaan foto yang banyak, maka tidak
menutup kemungkinan alat tersebut mengalamipergeseran nilai standar yang telah
ditentukan. Pergeseran tersebut seharusnya terdeteksi sehingga dapatdiatur
kembali seperti semula sesuai dengan nilai standar.
Sebagai tenaga paramedis, seorang radiographer hendaknya
dapat menyajikan gambar radiografi (foto rontgen) yang berkualitas, terutama
saat pelayanan di rumah sakit - rumah sakit, atau laboratorium klinik swasta
yang sudah banyak tersebar di masyarakat.Gambaran radiografi merupakan hal
penting dalam menunjang praktek radiografer sehari-hari. Setiap radiografer
pasti menginginkan gambar radiografi atau foto rontgen dengan kualitas yang
semaksimal mungkin dalam rangka menegakkan diagnosis.
Radiographer harus dapat memberikan gambar radiografi (foto
rontgen) yang berkualitas, baik detail mutu maupun karakteristik gambar
radiografi (meliputi detail daripada citra radiografi tersebut). Apabila citra
radiografi yang dihasilkan terlalu rendah, dapat menyebabkan tingkat diagnostik
yang rendah pula, dan apabila kualitas diagnosa yang dihasilkan rendah, pasti
akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan tahap perawatan berikutnya terkait
kasus yang dialami pasien.
Secara umum, salah satu faktor penentu tingginya kualitas
gambar radiografi yang dihasilkan adalah keahlian dan pengalaman seorang
radiografer dalam melakukan pemeriksaan radiografi serta kualitas dari
equipment atau perlengkapan pemeriksaan radiografi. Sebagai SDM paramedik yang
berkualitas, seorang radiografer sebaiknya memperhatikan faktor penyebab
perubahan bentuk yang terjadi pada citra radiografi.
BAB 2
PEMBAHASAN
FaktorFaktor
yang mempengaruhiGambaranRadiograf:
·
KVP
·
MAS
(mili ampere second)
·
JarakPemotretan
·
Ketebalanjaringan
·
IS
·
Grid
1. Faktor
eksposi
Faktoreksposisangatbervriasitergantungpadaberbagaihalantaralain
:
·
Ukuran
/ tebalobjekataupasien yang di foto
·
Padaobjek
yang selalubergerak, organ yang pergerakanyatidakdapat di control, anakkecildll
:untukhaliniperludiperhatikanwaktueksposi yang sesingkatmungkin.
Faktor eksposi
terdiri atas:
1.1
Besarankilovoltage
(KV)
Sinar x baru akan dihasilkan jika
tumbukan electron di anoda tepatnya di target, sangat cepat dan seketika itu di
hentikan mendadak. Electron yang di hasilkan katoda tidak akan bisa bergerak
dengan sangat cepat jika tidak di beri beda potensial yang sangat tinggi antara
anoda dan katoda. Electron yang di hasilkan pada katoda bermuatan negative
sedangkan di anode bermuatan positif.
Secara alami, electron yang bermuatan
negative akan tertarik ke muatan positive. Namun jika di biarkan bergerak
secara alami maka pergerakanya lambat sehingga perlu di beri beda potensial
diantara katoda dan anoda. Hal ini akan membuat muatan positif pada anoda
bertambah besar sehingga dapat menarik electron dengan kekuatan yang besar,
inilah yang membuat electron bergerak dengan cepat menuju anoda.
1.1.1
Pengaruh
kV terhadap Intensitas
Besarankvpadaumumnya di
kaitkandengandayatembussinar, makintinggikv yang digunkanmakinbesar pula
dayatembusnyasinar, demikian pula sebaliknya. Umumnya,
jumlahkvmenunjukankualitasradiasi. Bilakv di naikanmakadensitasfotomeninggi, kontrasrendahdansinarhamburmeningkat.
Padaradiodiagnostikpenggunaankvantara 50 – 80 kv, setiapkenaikanataupenurunan
10 kv. MASdapatdinaikanatau di turunkansekitar 50 %.
Peningkatan KVP sehingga elektron
mendapatkan energi tinggi
menyebabkan kualitas energy lebih besar sehingga penetrasinyapun juga lebih besar.Daya
tembus jaringan dengan penggunaan energi yang
lebih tinggi sehingga menimbulkan efek Compton. Sehingga
menghasilkan radiasi hambur dan mengurangi
kontras.
Kualitas
sinar x sangat berhubungan dengan intensitas sinar x. hal ini bisa di simpulkan
dari sebuah rumus yang menyatakan hubungan antara intensitas dengan KV yaitu :
I a
(kVp)2
Dimana
:
I
= Intensitas
kVp=kVpeak
ataukVpuncak
1.1.2
Anode
Heel Effect
Anode
Heel Effect adalah perbedaan intensitas sinar x akibat perbedaan sudut pada
anoda.
Gambar 1
Dari gambar di atas dapat di lihat
bahwa intensitas sinar x bernilai 100% berada pada garis central ray atau pusat
sinar. Akan tetapi intensitas sinar x mengalami kenaikan justru ketika arah
sinar x menuju arah katoda. intensitas sinar x mengalami kenaikan justru ketika
arah sinar x menuju arah katoda dapat di jelaskan dengan melihat anoda.
Anoda sebagai tempat menumbuknya electron
arahnya tidak luruh akan tetapi memiliki sudut. Sudut yang di bentuk akan
mengarah ke katoda makaintensitas sinar x akan meningkat lebih dari yang berada
pada central ray atau pusat sinar. Anode heel effect dapat di terapkan pada
pemeriksaan pada objek yang panjang akan tetapi mempunyai ketebalan yang
berbeda, seperti pada pemerikaan os. Femur.
Pada os. Femur bagian proximal lebih
tebal daripada bagian distal. Untuk menghasilkan densitas yang sama antara
bagian proximal dengan bagian distal, maka harus diatur bagian proximal di
letakan di bawah katoda dan bagian distal di letakkan di bawah anode sehingga
radiograf yang di hasilkan akan memiliki densitas yang relative sama antar
bagian proximal dan bagian distal os femur.
1.1.3
Pengaruh
kV terhadap gambaran
Apabila penggunaan kV yan tidak tepat
maka akan terjada kesalahan pada gambar radiograf yaitu over ekspouse (gambaran
dengan densitas terlalu tinggi akibat factor eksposi terlalu tinggi) dan under
ekspouse (gambaran dengan densitas terlalu rendah akibat penggunaan factor
eksposi terlalu rendah).
Penggunaan kV yang terlalu tinggi akan
menyebabkan radiasi hambur (scatter radiation). Hal ini di karenakan sinar yang
di hasilkan dari kV yang tinggi akan memiliki intensitas yang tinggi pula. Saat
berinteraksi dengan objek, sinar x yang memiliki intensitas yang tinggi akan di
teruskan dan ada pula yang dipantulkan. Sinar x yang di pantulkan ini dapat
menyebabkan penghitaman pada film sehingga gambaran yang dihasilkan akan
memiliki densitas yang tinggi. Untuk mencegah hal ini maka di perlukan grid.
1.2 MAS
MASadalah
salah satu carauntuk mengukurmuatan elektrostatik. Ini menentukanjumlah/kuantitas elektron. MASadalahperkalianantarabesarannilai
ampere denganwaktueksposi. MASmenunjukankuantitasradiasi. Contoh :
MAS = MA X S
100 X 1/10 detik
400 X 1/40 detik
50 X 1/5 detik
Dengancontoh
di atas MAS dapat di perolehdenganberbagaicara, sehinggauntuk organ yang
bergerak yang memerlukanwaktuyangsingkatdapatmenggunakan MA tertentu.
Peningkatan
mA akanmenambahintensitassinar-x, danpenurunan mA akanmengurangiintensitas.
Olehsebabitu, derajatterangdapatdiaturdenganmengubah mA.Waktu pemaparan
biasanya di buat sesingkat mungkin untuk mengurangi kekaburan pada radiograf
akibat pergerakan pasien.
1.3 Jarakpemotretan
Jarakmempengaruhiintensitassinar
x-ray di film tetapitidak berpengaruh
padakualitasradiasi. Dalam proses pemotretansinar x,
terdapatpengaturanjarakpemotretan yang meliputi :
a.
Jarakantarafokus-film
(Focus Film Distance disingkat FFD), disebutjuga SID (Source to Image Reseptor
Distance)
Jarak
sumber-ke-image (SID) mempengaruhi densitas radiograf, ukuran dan bentuk bagian yang diperiksa, dan
ketajamanserta detil gambar yang diberikan. Karena intensitas langsung mempengaruhi densitas radiograf,
setiap perubahan jarak akan menyebabkan perubahan dalam densitas ketika faktor-faktor
lain konstan.
Gambar
2
b.
Jarakantara
film-objek (Film Object Distance disingkat FOD)
Istilah ini diberikan untuk jarak dari focus yang berada
pada window di tube sampai objek yang di inginkan.
c.
Jarakobjekke
film (Object film Distance di singkat OFD)
Istilah
ini diberikan untuk jarak dari objek yang di inginkan sampai ke permukaan film.
Beberapahal
yang harusdiperhatikanyaitu :
·
Apabilasalahsatujarakpemotretanini
di ubah, makagambaranakanberubahbegitujugakondisinya( KVdan MAS ) harusberubah.
·
Bila
FFD di perbesar, OFD tetap ,makagambarakanmendekatibesaraslinya. Bila OFD di
perjauh, FOD tetapgambarmengalamipembesaran( magnifikasi ). Apabila FOD = OFD
terdapatpembesarangambarsebanyak 2X. Dalamhalinibilaobjektidaksejajardengan
film, makagambarakanmengalamidistorsi. Bilaobjeksejajardengan film,
arahsinarmenyudut, gambarakanmengalamidistorsi. Penggunaan focus
kecilterjadigambar yang tajam, sedangkanpenggunaan focus besar, jarak di
perkecil, terjadigambar yang kurangtajam.
Gambar
3
2. KetebalanObjek
Jikaketebalanjaringanmeningkatmaka
KVP harusditingkatkan yang lebihbesar.Obyek yang
teballebihbanyakmengalamidistorsidibandingkanobyek yang tipis.Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan
menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti
otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan banyak sinar x sehingga film
menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x (seperti tulang)
dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau
sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang
sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang
menembus sinar x, yang tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan.
Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x disebut Radio-lucen yang
menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x
disebut Radio-opaque sehingga film berwarna putih.
Hubungan antara penyerapan sinar-x
dengan ketebalan adalah sederhana yaitu unsur yang mempunyai lempengan yang
tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis pada
satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga
mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak
dibanding 2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik
disbanding air.Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, satu
hal yang harus dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks
yang tidak hanya mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga
mempunyai perbedaan unsur pembentuk.
Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan tingkat penyerapan sinar-x. Yaitu, tulang lebih banyak menyerap
sinar-x dibanding otot/daging; dan otot/daging lebih banyak menyerap dibanding
udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan terjadi
perbedaan penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang
yang normal. Umur pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang
lebih tua tulang-tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan
sinar-x dibanding tulang-tulang di usia yang lebih muda.
3. Tipe kaset yang digunakan
Kaset yang
berbedadenganatautanpaintensfying screen dipilihtergantungpadakeperluan. Jika
permukaan intensifying screen tidak bersih maka akan menimbulkan artefak pada
radiograf.
a.
Lapisanlapisan
film rontgen
1.
Supercoat
: untukmelindungiemulsi film
2.
Emulsifilm
:emulsisilver – bromide yang terdiriatasAgBr, AgCl, AgJ. Tebalemulsiadalah
0,001 inchi ( 0,0025 cm)
3.
Substratum
berfungsisebagaiperekatantaraemulsike alas film
4.
Alas
film atau film base terdiriatas polyester base
b.
Karakterristiklainnya:
emulsi timbal balik.
Keuntungannya:
1.
Meningkatkansensitifitas
2.
Meningkatkankontras
3.
Mengurangi
film cure agar film tidakbergelombang
Kerugiannya:
1.
Larutankimiacepatmelemah
2.
film
lebihmahal
3.
kemungkinanterjadi
parallax effect
ada film rontgen yang emulsinyahanyasebelahsajamisalnya:
fluorografik film; cine film; duplicatingdansubstraction film
c.
jenis-jenis
film rontgen
1.
screen
film : film yang dalampenggunaannyamenggunakan intensifying screen
2.
non
screen film: film yang dalampenggunaannyatidakmenggunakan intensifying screen,
seperti:
-
film
gigi (dental film)
-
mammographic
film
-
film
roentgen untukpembuatanfoto-fotoekstremitas
3.
sensitifitasnya
-
blue
sensitive
-
green
sensitive
d.
jenis
film rontgenmenurutkecepatan
Kecepatan
|
Kristal perak halogen
|
Detail
|
Radiasi
|
Tinggi
|
KasardanBesar
|
Rendah
|
Sedikit
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Rendah
|
Halus
|
Tinggi
|
Banyak
|
4. Intensifyng
Screen
Intensifying
screen adalahalat yang terbuatdarikardus (card board) khusus yang
mengandunglapisan tipis emulsifosfordenganbahanpengikat yang sesuai .
yangbanyak di pergunakanadalahkalsiumtungstat.
Jenisinstensifying
screen adabermacam-macam, antara lain:
1.
fast
screen
2.
medium screen (par speed)
3.
Slow
screen
Sekarangadajenis
rare earth screen yang mampumenghasilkangambaran yang baikdengandosisradiasi
yang sangatsedikit.carakerjanya, yaitu: bila Kristal
kalsiumtungstatterkenasinar X, makaterbentuklahsinar-sinar ultraviolet
dansinardapatterlihatmata. Kejadian (efek) inidinamakanpendarfluor
(fluoresensi), padaumumnyamemndarkanwarnabiru, violetdanadajuga yang green
emiting(hijau)
Intensifying
screen menambahefeksinar x pada film sehinggamemperpendekmasapenyinaran.
Keburukan
is adalahpartikel-partikeldebu, bercak-bercak, gresan-goresan,
ataugangguanlainnya, dapatmenimbulkanartefakpada film.
(1)
Layarkecepatantinggi
yang mendukungintensifikasi yang tinggi,
Screen jenis ini mempunyai respon yang tinggi dalam
merubah sinar x menjadi cahaya tampak. Biasanya mempunyai butiran fosfor yang
volume butiranya besar. Gambaran yang di hasilkan mempunyai kontras yang tinggi
dan detil yang rendah.
(2)
Layarkecepatanrendahmenghasilkangambar
yang lebihtajam,
Screen jenis ini mempunyai respon yang rendah dalam
merubah sinar x menjadi cahaya tampak. Biasanya mempunyai butiran fosfor yang
volume butiranya kecil. Gambaran yang di hasilkan mempunyai kontras yang rendah
dan detil yang tinggi.
(3.) Layar par speed mendukungkecepatansedangdanketajaman
yang sedang.
Screen
jenis ini mempunyai respon yang sedang saja dalam merubah sinar x menjadi
cahaya tampak. Biasanya mempunyai butiran fosfor yang volume butiranya sedang.
Gambaran yang di hasilkan mempunyai kontras yang standar dan detil yang juga
standar.
IS
menambahefeksinar X pada film sehinggamemperpendekmasapenyinaran. Perbandingan
antara banyaknya eksposi yang di perlukan bila tidak menggunakan IS dengan
banyaknya eksposi yang di perlukan bila menggunakan IS di sebut factor
intensifikasi. Factor intensifikasi dapat di hitung dengan rumus sebagai
berikut :
Factor intensifikasi (FI ) =
Jika factor intensifikasi nilainya
lebih dari 1 artinya tegangan yang di gunakan tanpa menggunakan intensifying
screen di banding tegangan yang menggunakan intensifying screen untuk
menghasilkan sinar x yang sama, nilainya selalu lebih besar tegangan yang di
gunakan tanpa menggunakan sinar x.
Hal hal yang mempengaruhi factor
intensifikasi adalah jenis fosfor yang digunakan, volume fosfor yang digunakan,
tebal tipisnya lapisan screen dan kualitas radiasi.
Gambar
4
5. Penggunaan
Grid
Grid merupakanalatuntukmengurangiataumengeliminasiradiasihambur
agar jangansampaike film.Grid terdiridarilajur-lajurlapisan tipis timbal yang
di susunselang-selingdiantarabahan yang tembusradiasimisalnya plastic dankayu.
Grid digunakanterutamapadapemotretan yang menggunakan MAS yang tinggi.
Fungsi grid :
1.)
Meningkatkankontras
2.)
Mengurangi densitas
3.)
Harus menggunakan MAS yang lebih besar
Jenis-jenis grid:
1.
Grid
diam (stationary grid ataulisholm)
2.
Grid
bergerak(moving grid ataubucky)
Dari susuannnya di bagidalam:
-
Grid
linear ini disebut juga grid paralel karena lempengan –lempengan timbal yang
satu dengan yangn lain tersusun paralel.
-
Focused
: Grid fokus adalah grid yang garis timbalnya berangsur-angsur miring dari
pusat ke tepi sehingga titik perpotongannya bertemu di titik fokus. Grid jenis
ini menutupi kekurangan grid jenis linear .
-
Psedudo
focused : Grid jenis ini seperti konstruksi linear akan tetapi ketinggian
lempengan timbalnya dari tepi ke tengah.semakin tinggi,
sehingga sinar oblik masih dapat melewati grid untuk sampai ke film
sehingga sinar oblik masih dapat melewati grid untuk sampai ke film
-
Cross-grid
: Grid silang merupakan dua garis
paralel yang seolah-olah ditimpuk menyilang dengan garis lempengan dengan
timbal saling tegak lurus,sehingga sangat efektif menyerap radiasi hambur
Cara kerja Grid
:
Sebagaisinar
X (a=radiasi primer) akantersebarkesegalaarahpadawaktu mengatenuasi isuatubenda.
Sinartersebarini di namakan sinarhambur (radiasisekunderatauscatterad
radiation).Walaupunsinarhamburmempunyaipanjanggelombang yang
lebihtetapiefekfotografiknya tetapadasehinggadapatmenimbulkangangguanpada film
rontgen.
Sinarhamburiniharusditiadakandengan
grid (kisi-kisi). Cara penggunaannya, yaitu:
1.
Tidakbolehterbalik,
kecualijenis parallel.
2.
Jarak
focus-film(FFD= focus film distance) harustepat
3.
Tidakboleh
di luarpusat (off center)
4.
Factor
eksposidinaikkan
Gambar 5
6. Processing
Film
6.1.
Developing
Developing merupakan tahap pertama
dalam proses pengolahan film. Developing bertujuan untuk mereduksi ion perak
menjadi perak metalik dari bayangan laten yang terdapat dalam emulsi film
setelah terkena ekspouse.
Kesalahan pada proses developer akan
mengakibatkan oxygen fog. Oxygen fog terjadi apabila saat film keluar dari
developer, permukaan film masih basah dengan cairan developer akibatnya
developer yang berada pada permukaan fim akan berinteraksi dengan udara bebas
terutama oxygen. Oxygen akan mengoksidasi sehingga film mengalami pertambahan
densitas dan mengalami fog.
Jika film terlalu lama di developer,
suhu cairan developer yang terlalu tinggi, komposisi developer yang salah dan
terkontaminasinya cairan pembangkit dengan bahan lain maka akan mengakibatkan
chemichal fog yaitu fog yang di hasilkan karena factor kimia yang berada pada developer saat
pengolahan film.
6.2
Rinsing
Rinsing merupakan tahap ke dua dari
pengolahan film. Umumnya rinsing dilakukan dengan cara memasukkan film yang
sudah di bangkitkan dari cairan developer ke dalam cairan yang berisi air murni
dengan pH 7. Hal ini bertujuan untuk menetralkan film yang berasal dari developer
(bersifat basa) ke cairan fixer (bersifat asam).
Jika proses rinsing tidak dilakukan
dengan waktu yang cukup maka akan meyebabkan dechroic fog yang di akibatkan
interaksi dari developer dan fixer. Interaksi langsung antara developer dan
fixer akan menyebabkan fog.
6.3
Fixing
Fixing merupakan tahap ke tiga dari processing film.
Fixing bertujuan untuk :
a.
Mengentikan
proses pembangkitan sehingga tidak ada lagi perubahan bayangan pada film.
b.
Untuk
melarutkan perak bromide yang tidak terkena eksposi, sehingga bagian dari film
yang tidak terkena eksposi akan bening (tidak berwarna ). Ini memudahkan
pembacaan pada radiograf.
c.
Menyamak
emulsi agar tidak rusak
Kesalahan pada
proses fixing akan mengakibatkan :
a.
Streaking
yaitu jalur atau coretan pada film yang disebabkan adanya residu fixer yang
mongering sehingga akan tampak seperti jalur berminyak jika film di miringkan.
b.
Yellow
patch adalah bercak bercak kuning yang terdapat pada filn yang di keringkan dan
di simpan beberapa saat. Yellow patch di sebabkan karena memakai fixer yang
sudah lemah.
c.
Jika
suhu larutan fixer terlalu tinggi maka akan menyebabkan frilling yaitu a akan
tampak seperti jalur berminyak jika film di miringkan.
d.
Yellow
patch adalah bercak bercak kuning yang terdapat pada filn yang di keringkan dan
di simpan beberapa saat. Yellow patch di sebabkan karena memakai fixer yang
sudah lemah.
e.
Jika
suhu larutan fixer terlalu tinggi maka akan menyebabkan frilling yaitu lepasnya
emulsi dari base film.
6.4
Washing
Tujuan dari washing adalah
menghilangkan bahan bahan yang di peroleh selama penetapan yang apabila di
biarkan melekat pada film akan merusak gambaran.temperatur air harus di jaga
jangan melebihi 250 C sebab di atas suhu tersebut, gelatin pada film
akan membengkak.
6.5 Drying
Drying merupakan tahap terakhir dalam
processing film. Tujuanya adalah untuk mengeringkan permukaan film agar mudah
di simpan dan mencegah menempelnya bahan bahan lain seperti tissue, kertas dan
debu apabila permukaan filnya basah.
Temperature yang digunakan 400 – 500 C
dengan kelembaban yang rendah. Jika film terlalu lama di pengeringan maka akan
merusak film itu sendiri.
Jika suhu
drying terlalu tinggi maka pada sisi emulsi film akan bergelombang.
BAB
III
KESIMPULAN
Dalam
mengetahui factor gambaranradiografi,makakitaharusmengetahuiIntensitaskeseluruhandarisatugambaran
yang dipengaruhiolehtigafaktor, mA, jarakdan kV. Bila mA
ataujarakdigunakansebagaifaktor pengontrolintensitasmakaperubahankontras subyek(bahan)
tidakterjadi.Tetapi bila kV digunakansebagai factor pengontrol intensitasmakaterjadinyaperubahankontrassubyekselalumunculdalam
hubungannya denganperubahanintensitas.
Hubungandiantara
intensitassinar-x padadaerah yang berbedagambarannyadidefinisikansebagaikontras
subjek.Kontras subjek tergantungpadasifatsubjek, kualitasradiasi yang
digunakan, intensitasdanpenyebaranradiasihambur,
tetapitidaktergantungterhadapwaktu, mA, jarakdanjenis film yang digunakan.
Jadidalamhasilpenelaahan
yang telah kami lakukan.Bahwa factor-factor yang
mempengaruhiradiografadalahsegalaaspek yang berkaitandenganya,
meskidemikiantetapsajaadapenggolnganterhadap factor-faktorutama yang
mempengaruhiradiograf.Diantaranyaadalah :
• KVP
• MAS (mili ampere second)
• JarakPemotretan
• Ketebalanjaringan
• Tipe kaset yang digunakan
• IS
• Grid
Sumbernya kak?
BalasHapus