salam radiasi, ok semuanya...... bagaimana kabar sejawad semua?? semoga selalu dalam lindungan Allah s.w.t.... aamin
setelah kemaren sempat menghilang karena ada UTS di kampus saya dan sekarang sudah selesai sehingga ane bisa upload lagi deh hehehe ^_^&
kali ini ane bakalan isi blog ini dengan judul................. taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
MANIPULASI FAKTOR EKSPOSI
FFD, GRID DAN SCREEN
2.1
FAKTOR EKSPOSI
Faktor
eksposi ( faktor penyinaran ) terdiri dari kV ( kilo volt ), mA ( miliAmper )
dan s (second) . kV adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan
anoda didalam tabung Roentgen. KV akan menentukan Kualitas sinar-x. mA adalah suatu
arus tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan menentukan kuantitas
sinar - x.
2.1.1 kV (kilovolt)
Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda
potensial yang diberikan antara katoda dan anoda didalam tabung Roentgen. kV
atau Tegangan listrik akan menentukan kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x,
makin tinggi besaran tegangan listrik yang digunakan makin besar pula daya tembusnya.
Dalam menentukan tegangan listrik sebaiknya
menggunakan tegangan optimal yang mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas.
Hal-hal yang mempengaruhi tegangan tabung adalah :
a. Jenis pemotretan
b. Ketebalan obyek
c. Jarak pemotretan
d. Perlengkapan yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan
tegangan listrik (kV) adalah
a. Energi radiasi sinar-x akan meningkat,
sehingga densitas pada film akan
menigkat
b.
Mengurangi kontras obyek
c.
Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat
2.1.2 mA (miliAmpere)
Arus
dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s), yang mana besaran
arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap pemotretan pada berbagai bagian
tubuh mempunyai besaran arus dan waktu tertentu. Pada dasarnya arus tabung yang
dipilih adalah pada mA yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat, agar
waktu exposi dapat sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan gambar
yang disebabkan oleh pergerakan. Waktu exposi yang relative panjang digunakan pada
teknik pemeriksaan yang khusus misalnya tomografi.
Merubah mAS akan mempengaruhi tenaga
berkas sinar-x secara total yang dihasilkan oleh tabung sinar-x selama eksposi
; perubahan mAS tidak merubah kualitas berkas sinar-x . Keluaran sinar-x dari
tabung dan tenaga yang dilepaskan pada reseptor gambar selama eksposi akan berbeda
langsung dengan mAS. Sebagai contoh , jika mAS di duakalikan maka sistim film
screen akan menerima duakali tenaga .
Sementara umum bagi radiographer
memperlakukan mAS sebagai factor tunggal, sesungguhnya merupakan hasil dari dua
kuantitas yaitu :
Arus (mA) yang mengalir dari katoda
ke anoda tabung sinar-x selama eksposi.
Waktu lama eksposi dalam sekonde (
detik )
Jadi berapapun nilai individual mA
dan waktu ( S ) eksposi , jika hasilnya konstan , tenaga yang mengenai reseptor
gambar adalah sama , sebagai contoh :
20
mA selama 1 detik
40
mA selama 0,5 detik
80 mA selama
0,25 detik
200 mA selama 0,1 detik
500 mA selama 0,04
detik
Semua kombinasi menghasilkan 20 mAS
dan semuanya menghasilkan tingkat tenaga radiasi yang sama yang mencapai film (
dengan asumsi factor-faktor lainnya tidak ada yang dirobah ).
Sebagai ketentun umum, radiographer
lebih menyukai menggunakan kombinasi mA dan waktu eksposi , dimana waktu
sesingkat mungkin , untuk memperkecil ketidaktajaman gerakan. Untuk suatu nilai
mAS yang terpilih kebanyakan sistim kontrol sinar-x yang modern akan
secara otomatis menggunakan kobinasi mA maksimum dan waktu minimum, kecuali dikehendaki
yang lain.Peralatan eksposi otomatis ( Automatic exposure device = AED) ,
seperti Iontomat , juga menggunakan mA maksimum dan waktu eksposi minimum
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI BESARAN
FAKTOR EKSPOSI
1. Filter
Pada umumnya tabung pesawat sinar-x diagnostic
menggunakan filter inheret dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa
aluminium yang kalau disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini berfungsi menyaring
radiasi yang lemah. Sedangkan pada pemotretan yang menggunakan tegangan yang
rendah seperti pada teknik pemotretan mammografi, filter tambahan tidak diperlukan
akan tetapi pada pemotretan tegangan tinggi. Filter tambahan perlu diperhitungkan.
2. Jarak pemotretan
Jarak dalam pemotretan terdiri atas:
a. Jarak focus ke obyek (FOD = focus
obyek distance)
b. Jarak obyek ke film (OFD = obyek
film distance)
Bila OFD
dijauhkan maka akan terjadi :
- Geometric
unsharpness meningkat
- Magnifikasi
(pembesaran) bertambah
c. Jarak focus ke film ( FFD = focus
film distance)
Memperpanjang jarak
focus ke film dapat menyebabkan:
-Mengurangi ketidaktajaman
(kekaburan) gambaran yang disebabkan oleh factor geometrik.
-Mengurangi magnifikasi (pembesaran)
pada gambar terutama pada pemotretan thorax.
- Mengurangi dosis kulit pada pasien.
- Menaikkan arus dan waktu (mAs).
Untuk menentukan besaran mAs tehadap
perubahan FFD dapat menggunakan rumus dibawah ini :
3. Luas lapangan penyinaran ( kolimasi)
Membatasi dan mengurangi luas lapangan
penyinaran pada suatu pemotretan akan mengurangi jumlah radiasi hambur yang
akan mempengaruhi kontras. Pembatasan kolimasi disesuaikan dengan kebutuhan klinis.
4. Ukuran focus
Pada pesawat sinar-x diagnostik yang
umum digunakan biasanya mempunyai dua ukuran focus yaitu focus besar dan focus kecil.
Fokus besar digunakan pada pemakain arus yang besar, sedangkan focus kecil digunakan
pada pemakain arus kecil. Gambaran yang dihasilkan focus kecil lebih tajam dibandingkan
dengan menggunakan focus besar.
5. Film dan lembaran penguat (IS)
Kombinasi film dan lembaran penguat harus
dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan akan detail dan kontras yang optimum,
serta penggunaan dosis radiasi sekecil mungkin. Biasanya digunakan kombinasi lembaran
penguat kecepatan sedangdan film cepat, sehingga factor eksposi dapat diperkecil.
6. Grid
Grid merupakan alat untuk mengurangi
atau mengeliminasi radiasi hambur agar jangan sampai ke film. Grid terdiri dari
lajur-lajur lapisan tipis timbal yang disusun selang-seling diantara bahan yang
tembus radiasi misalnya plastic dan kayu. Grid digunakan terutama pada pemotretan
yang menggunakan mAs yang tinggi.
7. Jenis pemotretan
Faktor eksposi yang dipilih untuk suatu
pemotretan tergantung pada :
a. Bagian tubuh yang akan diperiksa
b. Struktur yang akan difoto
c. Keadaan fisik pasien
8. Proses pengolahan film
Setiap film harus diproses dengan teknik
pengolahan film yang tepat, agar dihasilkan gambaran yang baik. Proses
pengolahan film ada dua macam yaitu secara manual dan cara automatik. Faktor eksposi
harus mempertimbangkan proses pencucian yang digunakan serta umur cairan pada
proses pencucian film.
2.3
MANIPULASI FAKTOR EKSPOSI FFD, SCREEN dan GRID
2.3.1 FFD
Pada umumnya
pemotretan dilakukan dengan jarak ( FFD ) standar, sebagai contoh 180 , 100
atau 90 cm. Kadang-kadang harus dilakukan pemotretan tidak pada FFD standar ,
sehingga eksposi yang sesuai dengan FFD standar harus dimodifikasi agar dapat
diperoleh densitas gambar yang tepat.
Contoh :
Terhadap pasien yang tidak dapat dipindahkan dari temapt tidurnya dilakukan
pemotretan thorax AP supine dengan menggunakan pesawat sinar-x mobile. Faktor
eksposi yang digunakan adalah 55 kV , 4 mAS pada FFD 120 cm, Diminta
photo thorax follow up pada hari berikutnya , tetapi karena pada tempat tidur
pasien harus dipasang perlengkapan traksi sehingga hanya dapat dilakukan dengan
FFD 100 cm. Berapa mA harus dimodifikasi agar tetap dapat diperoleh photio
torax dengan densitas yang sama.
Untuk pemecahan
problem ini digunakan hukum kuadrat jarak terbalik ( inverse square law ) untuk
memperoleh hubungan antara mAS yang diperlukan.
mAS baru
( FFD baru ) 2
------------------
= ------------------------------
mA
lama
( FFD lama ) 2
Dalam contoh
problem diatas :
FFD lama
120
cm
FFD Baru 100 cm
mAS
lama 4
mAS
mAS baru = ?
m AS baru
1002
----------------
= ------------------
4
1202
100
mAS baru =
----------------- x 4
144
= 3 mAS
Dari
perhitungan diatas maka untuk kondisi yag baru harus digunakan set factor
eksposi 55 kV , 3 mAS dan FFD 100 cm agar tetap diperoleh densitas gambara yang
sama.
Dalam hal ini
perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran FFD sehingga
tidak terjadi kesalahan medifikasi mAS.
Faktor eksposi
yang cocok untuk satu kombinasi film screen dapat dikonversi dengan mudah untuk
kombinasi yang lain.Konversi ini diperlukan jika dipergunakan sistim film
screen baru. Untuk itu perlu menentukan kecepatan relative dari kedua system.
Contoh :Bagian
radiology mengganti system tradisional fast tungstate screen film blue
sensitive ( monochromatic ) dengan system rare earth screen film green
sensitive ( orthochromatic ). Pada 75 kV diketahui bahwa system baru 2,5
kali lebih cepat dibandingkan system lam. Faktor eksposi sebelumnya untuk
proyeksi Lumbal Lateral adalah 75 kV dan 200 mAS pada FFD 90 cm.
Bagaimana
factor eksposi ini dapat dimodifikasi dengan penggunaan system yang baru.
Karena system
yang baru 2,5 kali lebih cepat , maka eksposi yang diperlukan 2,5 kali lebih
kecil untuk memperoleh densitas yang sama. Jadi mAS baru dapat dihitung sebagai
berikut :
mAS baru
1
----------------------
= ---------------
. mAS lama
2,5
. mAS baru
1
---------------------
= -----------------
200
2,5
200
mAs
baru =
------------------
2,5
= 80 mAS
Oleh karena itu
factor eksposi yang diperlukan pada system yang baru adalah 75 kV dan 80
mAS pada FFD 90 cm.
2.3.2
SCREEN
Perangkat yang terdiri dari bahan
fluorescent, yang ditempatkan dalam kotak dengan film di dalam kaset
radiografi. Radiasi berinteraksi dengan fosfor neon, melepaskan foton cahaya.
Foton mengekspos film dengan efisiensi yang lebih besar daripada dengan radiasi
saja, dengan demikian paparan radiasi terhadap pasien dapat dikurangi.
Faktor-faktor
film screen
Telah diuraikan bahwa faktor-faktor film
screen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi cara tenaga radiasi yang diterima
reseptor gambar ( film ) yang diserap dan diubah menjadi densitas gambar (image
density) dan kontras, dimana disini berlaku system film langsung sinar-x atau
kombinasi film screen , diserap dan diubah kedalam densitas dan kontras gambar.
Terdapat perbedaan fundamental antara kondisi–kondisi eksposi langsung sinar-x
dan sistim film screen, yang akan diuraikan secara terpisah
Film langsung
eksposi sinar-x ( Non – Screen )
Efek
photografik yang terjadi dalam film eksposi langsung ( film non screen )
dihasilkan hanya oleh akasi langsung dari sinar-x pada emulsi film.
Film
eksposi langsung secara indifidual dibungkus dalam amplop kertas kuat , kedap
cahaya yang hampir sepenuhnya radiolusence. Jadi tidak ada attenuasi berkas
sinar-x ketika menembus amplop. Kriteria utama yang harus diperhitungkan untuk
memilih eksposi adalah kecepatan (speed ) film .
Speed
film relative
Proporsi
yang setinggi mungkin tenaga sinar-x yang diserab oleh emulsi film merupakan
hal yang sangat esensial. Karakteristik ini kadang-kadang dikaenal sebagai
efisiensi deteksi kuantum ( quantum detection effeicience = QDE ) daro
film.
Setelah
tenaga diserap, efek radiografik bersama dengan pembangkitan kimiawi ,
harus mengubah tenaga kedalam densitas gambar yang cukup.Karakteristik film
yang demikian ini disebut efisiensi konfersi. Efek efisiensi deteksi kuantum
dan efisiensi konversi dikombinasikan dalam menyatak speed film.Tidak banyak
metoda yang dapat diterima untuk menyatakan speed film secara absolute. Speed
relative dapat berguna dalam mempertimbangkan kebutuhan eksposi, sebagai
contoh fil A memiliki speed dua kali film B, memerlukan eksposi hanya
separoh untuk menghasilkan gambar dengan densitas rata-rata yang sama. Speed
relative cenderung berbeda dalam nilai pada kilovoltage tabung yang berbeda,
tetapi walaupun demikian ini merupakan factor yang dapat digunakan secara baik
dalam kalkulasi ekaposi.
Sistem
Film Screen
Sistem
screen-film terdiri atas tipe screen dan film sinar-x yang digunakan baik
single maupun doubel screen. Diusahakan agar desain kaset memungkinkan antara
film dan screen dapat kontak secara merata.
Attenuasi
kaset
Sinar-x
harus melewati dinding kasette depan agar dapat mencapai dan mengaktifkan
lembar penguat yang ada didalamnya . Bahan-bahan yang memiliki sifat attenuasi
yang berbeda digunakan untuk konstruksi dinding kaset bagian depan. Bila
menggunakan kaset dengan dinding depan terbuat dari campuran aluminium
memerlukan eksposi lebih besar jika dibandingkan dengan bila terbuat dari serat
Karbon , walaupun keduanya memiliki kombinasi film screen yang sama . Cara yang
mudah membendingkan sifat atenuasi dari kaset adalah menyatakan kesetaraan dengan
aluminium pada kilovoltage tertentu , sebagai contoh 1 mm Al pada 60 kV .
Pengaturan eksposi yang diperlukan untuk mengkompensasi akibat penggunaan kaset
yang berbeda biasanya dilakukan secara empiric, sehingga sebaiknya dalam satu
bagian radiology tidak menggunakan kaset yang berbeda terlalu banyak.
Kecepatan
( speed ) lembar penguat.
Kecepatan
lembar penguat adalah besaran luminansi yang diahasilkan dari eksposi tertentu
. Hal ini tergantung pada efisiensi absorpsi terhadap foton-foton sinar-x ( QDE
) dan pada efisiensi konversi.. Indikasi kecepatan lembar penguat yang berbeda
dinyatakan dengan kuantitas yang dikenal dengan fakTor Intensifikasi. Tiga tipe intensfying screen yang
tersedia adalah. (1) Layar kecepatan tinggi yang mendukung intensifikasi yang
tinggi, (2) Layar kecepatan rendah menghasilkan gambar yang lebih tajam, (3)
Layar par speed mendukung kecepatan sedang dan ketajaman yang sedang.
2.3.3
GRID
Salah satu masalah dalam mendapatkan
gambar tajam didefinisikan dalam radiologi klinis adalah adanya radiasi
tersebar atau sekunder.Foton ini dibuat dalam tubuh pasien atau dekat sekitar
objek oleh interaksi dan materi yang utama "x" foton berasal dari
tabung x-ray.Beberapa kemungkinan interaksi terjadi dalam rentang energi
diagnostik.Pada energi relatif rendah, efek fotolistrik kemungkinan.Efek
fotolistrik sebenarnya adalah foton, diinginkan / interaksi jaringan karena ada
penyerapan lengkap dari foton tanpa produksi sebuah foton sekunder.Interaksi
jaringan lebih umum pada energi foton yang digunakan untuk sebagian besar
prosedur klinis disebut efek Compton atau hamburan koheren.Dalam interaksi ini,
sebuah foton sekunder diproduksi di tempat interaksi. Foton sekunder akan
selalu memiliki energi lebih rendah daripada foton primer dan akan pergi ke
arah yang diubah. Foton ini sekunder, jika diizinkan untuk mencapai film ini,
benar-benar akan menghasilkan informasi yang salah dengan merekam variasi nada
kelabu (dan karena itu menunjukkan kepadatan jaringan relatif) pada jarak
tertentu dari lokasi di mana foton / interaksi jaringan benar-benar terjadi.
Hasil bersih yang memungkinkan sejumlah besar foton sekunder untuk mencapai
film adalah pengurangan ketajaman gambar. Akan selalu ada kehilangan resolusi
spasial.
Beberapa
metode telah dirancang untuk mengurangi masalah radiasi tersebar.Paling
sederhana dan paling langsung adalah hanya membatasi bidang eksposur. Jika
bidang gambar kecil yang memadai untuk membuat diagnosis klinis, bidang gambar
harus "coned down" untuk yang ukuran kecil. Misalnya, jika Anda ingin
gambar kandung empedu, Anda akan mendapatkan gambaran yang lebih tajam jika
Anda membawa jendela down untuk menyertakan suatu daerah hanya ukuran kantong
empedu bukan termasuk seluruh perut bagian atas pada gambar. Hanya ingat bahwa
semakin kecil area sinar x-ray foton tersebar kurang Anda akan menghasilkan.
Dalam situasi pencitraan khas klinis,
metode yang paling umum untuk mengurangi scatter adalah dengan menggunakan grid
radiografi. Grid yang tampak seperti piring logam datar ukuran film x-ray jika
Anda melihat langsung. Namun, lebih rumit dari itu.Ini sebenarnya adalah
terdiri dari bolak radiopak (timah) dan radiolusen (aluminium) strip. Ini
diatur pada tepi, semacam seperti melihat strip dari sebuah venetian buta yang
diatur untuk membiarkan cahaya datang antara strip. Tepi strip ini adalah
berbalik ke arah sumber x-ray dan di grid paling umum digunakan, grid terfokus,
yang anglulation dari strip diatur untuk menyesuaikan perbedaan balok x-ray. Ini
susunan grid radiografi akan memberikan probabilitas tertinggi untuk primer
"x" foton melewati antara strip grid memimpin dan mencapai film,
sedangkan off-fokus atau foton sekunder cenderung berinteraksi dalam strip
memimpin dan tidak pernah mencapai film.
Penggunaan grid radiografi ini akan
sangat meningkatkan ketajaman gambar jika bagian tubuh yang relatif tebal
sedang dicitrakan. Sayangnya, selalu ada trade off. Sejak grid tidak berhenti
beberapa foton yang akan memberikan kontribusi untuk film menghitam, jika Anda
hanya menambahkan kotak radiografi tanpa mengubah pengaturan tabung, film ini
akan sangat kurang terang. Jika Anda memutuskan untuk menggunakan grid, Anda
harus meningkatkan jumlah foton yang dihasilkan oleh tabung x-ray untuk
mendapatkan eksposur film yang benar. Hal ini akan mengakibatkan memberikan
paparan radiasi pasien meningkat. Ingat, posisi grid adalah antara pasien dan
film.
Grid radiasi
sekunder memiliki karakteristik transmisi berkas sinar yang berbeda ,
ditentukan oleh bahan yang digunakan dalam konstruksinya dan detail perancangannya.Oleh
karena itu penggunaan grid yang berbeda memerlukan modifikasi factor eksposi,
misalnya bila merobah dari teknik bucky ke kase-grid, atau bila merobah dari
teknik grid ke teknik tanpa grid. Adapun tujuan dari penggunaan grid adalah
meningkatkan kontras, mengurngi kepadatan. Pilihan untuk menggunakan grid
tergantung pada kV yang diigunakan, ketebalan obyek. Penggunan grid memang
memningkatkan kontras, akan tetapi hal ini harus dibarengi dengan penambahan
mAs sehingga dosis radiasi yang di terima oleh pasien akan bertambah. Grid
biasanya digunakan hanya ketika ketebalan pasien 10 cm (ukuran lutut orang
dewasa) atau lebih dan apabila menggunakan kV lebih dari 60 kV.
Faktor grid
Faktor grid menyatakan jumlah dimana radiasi diatenuasi
pada saat melewati grid. Faktor grid disefinisikan sebagai ratio eksposi ( mAS
) yang diperlukan untuk menghasilkan densitas gambar tertentu bila menggunakan
grid terhadap eksposi yang diperlukan untuk memperoleh densitas yang sama
dengan system film screen yang sama bila tanpa menggunakan grid , yaitu :
Eksposi ( mAS ) dengan grid
Faktor grid =
------------------------------------------
Eksposi ( mAS ) tanpa grid
Semua factor yang lain termasuk kV
harus konstan.
Contoh :
radiographer menghasilkan photo Rontgen sendi bahu AP menggunakan factor
eksposi 55 kV , 10 mAS pada FFD 90 cm dengan menggunakan system film screen
high resolution . Photo Rontgen memiliki densitas rata-rata yang tepat
tetapi radiographer merasa kontras gambar perlu diperbaiki dengan menggunakan
grid. Bila factor grid pada 55 kV adalah 3 : 1 , maka berapakah mAS yang harus
digunakan ?
Dari definisi ,
grid dengan factor 3 : 1 memerlukan mAS tiga kali lipat untuk memperoleh
densitas yang sama.Jadi mAS baru dapat diperoleh dengan :
mAs
baru ( dengan grid ) = mAS lama
(tanpa grid ) X factor grid
= 10 X 3
= 30 mAS
Jadi eksposi
yang diperlukan adalah 55 kV , 30 mAS dengan factor lainnya tetap.
Moving grid
Sering dikatakan bahwa teknik moving grid memerlukan
eksposi lebih tinggi dibandingkan dengan teknik grid stationer. Pada
kenyataannya tidak demikian, walaupun eksposi yang diperlukan memang berbeda. Perbedaan ini disebabkan
karena :
1.
Karakteristik yang berbeda antara grid
yang digunakan pada meja bucky ( Potter-Bucky ) dengan pada grid stationer
2.
Adanya attenuasi radiasi oleh meja jika
dipergunakan mekanisme Potter-Bucky.
Perubahan-perubahan eksposi multiple
Kadang-kadang diperlukan modifikasi beberapa aspek
eksposi ketimbang hanya factor tunggal. Efek kombinasi dari perubahan perubahan
dapat dikalkulasi dengan memperhitungkan efek masing-masing perubahan secara
terpisah, tahap demi tahap.
Photo thorax dihasilkan dengan menggunakan factor eksposi
55 kV , 6 mAS pada FFD 180 cm dengan kaset pada chest stand; tidak menggunakan
grid. Bagaimana eksposi harus dipilih bila pasien yang sama dilakukan photo
dengan menggunakan Bucky tegak ( grid factor 4 : 1 ) pada FFD 100 cm.
Langkah 1
Efek penggunaan grid pada eksposi.
Faktor grid 4 :
1 menunjukkan baha mAS harus dinaikkan dengan factor 4 untuk memperoleh
densitas yang sama, yaitu 4 x 6 = 24 mAS , jika hanya ini perubahannya ,
eksposi yang diperlukan menjadi 55 kv , 24 mAS
Langkah 2
Efek perubahan FFD
mAS
baru
( FFD baru ) 2
--------------------- =
---------------------------
mAS
lama
(
FFD lama ) 2
Kita gunakan 24 mAS sebagai mAS lama ,
jadi :
mAS
baru
1002
------------------ = ---------
24
1802
1002
mAS baru =
----------- X 24
1802
= 7 mAS
Jadi eksposi
yang diperlukan pada kondisi yang baru adalah 55 kV dan 7 mAS pada FFD 100 cm
dengan menggunakan Bucky tegak.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik
dari penulisan makalah ini antara lain :
Selain perbedaan jenis modalitas (alat pemeriksaan),
karakteristik citra radiografi yang baik juga dipengaruhi oleh unsur-unsur :
a. FFD : jarak
focus - film
b. Screen : Perangkat
yang terdiri dari bahan fluorescent, yang ditempatkan dalam kotak dengan film
di dalam kaset radiografi.
c. Grid : Berbentuk
lempengan yang terdiri dari sejumlah garis-garis panjang sejajar dari Timah
hitam ( Pb ) yang diselingi oleh bahan antara yang bening. Untuk mengurangi radiasi
hambur pada filim
d. Intensitas keseluruhan dari satu gambaran dipengaruhi
oleh tiga faktor, mA, jarak dan kV. Bila mA atau jarak digunakan sebagai faktor
pengontrol intensitas maka perubahan kontras subyek (bahan) tidak terjadi.
Tetapi bila kV digunakan sebagai faktor pengontrol intensitas maka terjadinya
perubahan kontras subyek selalu muncul dalam hubungannya dengan perubahan
intensitas.
3.2.
Saran
Di dalam menghasilkan gambar radiografi (foto
rontgen), hendaknya seorang radiografer harus memperhatikan citra gambar yang
dihasilkan, karena dengan citra radiografi yang maximal maka seorang radiologist
(dokter) bisa menegakan diagnosa selanjutnya dengan maximal pula.
Di dalam menghasilkan gambar radiografi (foto
rontgen), hendaknya memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi citra
radiografi. Seperti Kv, mA dan s atau Grid, Screen dan FFD.
SEMOGA BERMANFAAT ^_^&
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.puskardim.blogspot.com,
2008, Berkas Sinar-X dan Pembentukan Gambar, Arif Jauhari
Andriyan B. Suksmono, 2006, Dasar-Dasar
Pencitraan dan Pengolahan Citra Biomedika, Bandung: Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika ITB
KAMI beli barang anda , berupa :
BalasHapus-film positif
-film negatif
-klise foto 25-35mm yg belum pernah dipakai
( Belum ad gambar )
-film percetakan poster
-film majalah
-film koran
-film buletin
-film ex rontgen
-film ex perusahaan pertambangan
-sendok ex maskapai penerbangan ( yg ad silver coating )
-kontaktor rusak
-breaker rusak
-air fixer
-mesin hp cina / samsung dsb ( harus dipisah )
-papan jalur
-plastik keyboard
-micron
- sim card hp
-minyak jelantah ex hotel , restoran , katering , dll
- tutup galon bekas
- botol infus bekas
-autan / soffell
-Serba komputer , server , pabx , printer , processor , laptop , notebook , rak server , UPS , panel listrik , dll
- kursi kantor , filling cabinet
-serba jerigen ukuran 5L , 20L , 30L , drum plastik 100L & 200L
-drum besi 200L kondisi lengkap
-aki rusak bekas mobil , motor , truk , forklift , tower telkom
-serba kertas duplex , hvs , dsb ukuran plano
-serba biji plastik sudah giling / belum digiling
- kulit kabel jenis PE GILA , PVC
- plastik PET BENING , PET FILM , PP CETAK , PET VAKUM ( SEMUA KONDISI BERSIH )
- Pp Aki Putih , Hijau , Hitam Proses
- Slopan bekas
- Bs Slopan Roll
- Pp Karung
- Hd Super
- Pp Klip Super
- Pet Polyester
- Pet Metalizing ( lebar minimal 40cm )
- Nylon 06
- Nylon 66
- Pp Fiber Hitam
- Ember Putih 25kg
- Abs Pc
- Nylon Kena PBT Proses - Abs Bobin
- Pp Hitam Proses Benang
- AS
- PS
- PC
- SEMUA SERBA PLASTIK KONDISI BERSIH & BELUM GILING
-limbah lain nya
Dibeli uang :
* pecahan rp.100.000 polimer tahun 1999 :
-kondisi mulus tanpa cacat
- kirim gambar lengkap
- Sebutkan seri 3 huruf depan nya
- jumlah minimal 1 brut
- nomor seri uang berurutan
*pecahan rp.100 perahu layar tahun 1992 / 1992 :
-kondisi mulus tanpa cacat
-kirim gambar lengkap
- tulisan "perahu layar"
- nomor seri uang dari kecil ke besar
*euro salaman pecahan $1.000.000 edisi tahun 2015 polimer :
-kondisi mulus tanpa cacat
-kirim gambar lengkap
-harus ada sertifikat asli
*euro gedong panjang pecahan $1.000.000 edisi tahun 2015 polimer :
-kondisi mulus tanpa cacat
-kirim gambar lengkap
-harus ada sertifikat asli
***Syarat barang yg sy beli :
-tidak melayani tanya
jawab harga apapun.
-kirim gambar lengkap.
- ALAMAT LOKASI BARANG DISEBUTKAN.
-sebut harga jual langsung.
Jangan tawarkan barang kpd sy :
-tanah
-rumah
-kapal
-besi
-kendaraan
-gedung
-pabrik
-mall
Dijual barang :
- kayu gaharu jenis AB , CHIPS , SERBUK , KEMEDANGAN , DEKOR , GAHARU FOSIL , dsb untuk kebutuhan export , bibit minyak wangi , dupa , dll..
**KAPASITAS SUPPLY MULAI 20KG SAMPAI 1 TRUK FUSO
( SEBUT HARGA BELI LANGSUNG )..
-serba ban bekas kendaraan umum / alat berat , dsb kondisi apa adanya & sudah dibelah 2..
**Kapasitas supply 10-40 ton per 1 x kirim
( SEBUT HARGA BELI LANGSUNG )
-kaleng bekas minuman pocari sweat , larutan kaki 3 , sprite , dsb..
**KAPASITAS SUPPLY 100 TON PER 1 BULAN
( SEBUT HARGA BELI LANGSUNG )
- Dijual resin pvc KW 1 Super , jenis :
- sn 57
- sn 65
- sn 70
Warna masing2 putih & krem
catatan : Hanya harga barang yg cocok dibeli ssuai bidang sy
Salam sukses untuk semuanya
HUBUNGI SEGERA VIA SMS / CALL / WHATSAPP :
089650091317
BENI